Sejarah

Awal mula LRT Bandung sejak era Dada Rosada

Monorel, cable car, metro kapsul, LRT dan MRT merupakan daftar istilah transportasi yang bergantian muncul & tenggelam sebagai wacana revolusi transportasi publik masal di Bandung.

Foto diambil dari artikel yang ditulis oleh: MIFTAHhttps://www.bandung.go.id/news/read/3731/prototipe-metro-kapsul-hiasi-alun-alun-bandung

Kebutuhan masyarakat, pendanaan dari provinsi, pusat dan investor, dan berbagai studi telah menetapkan bahwa LRT Bandung adalah program yang harus segera direalisasikan.

(Wacana) Program program berlanjut dengan pembentukan perusahaan-perusahaan, konsorsium, dan studi kelayakan; baik di tingkat provinsi, pusat maupun internasional.

Rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Bandung Raya telah melalui perjalanan panjang sejak pertama kali diusulkan. Gagasan ini muncul sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan konektivitas di wilayah Bandung dan sekitarnya.

Pada tahun 2019, Gubernur Jawa Barat saat itu, Ridwan Kamil, mengumumkan rencana pembangunan LRT Bandung Raya. Desain LRT tersebut direncanakan mirip dengan bus wisata Bandung Tour on Bus (Bandros), dengan tujuan menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Namun, realisasi proyek ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah pendanaan dan perencanaan yang matang.

Baru pada tahun 2023, Dinas Perhubungan Jawa Barat mengumumkan bahwa pembangunan LRT Bandung Raya ditargetkan mulai pada tahun 2027 atau 2028. LRT ini direncanakan akan menghubungkan wilayah Bandung Raya dengan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Tegalluar, sehingga memudahkan akses masyarakat dari dan ke pusat Kota Bandung.

Rute prioritas yang direncanakan mencakup dua koridor utama: Leuwipanjang-Tegalluar dan Leuwipanjang-Dago. Estimasi biaya pembangunan untuk satu koridor mencapai sekitar Rp13 triliun, termasuk infrastruktur dan sarana pendukungnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga mempertimbangkan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mempercepat pembangunan LRT ini, dengan harapan dapat melibatkan berbagai pihak, termasuk swasta, dalam pendanaan proyek.

Referensi

TanggalJudulRangkumanPenulisTautan
13 Oktober 2006PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 815 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN POLA TRANSPORTASI MAKRO DI KOTA BANDUNGArah pengembangan pola transportasi Makro untuk: e. Menambah jaringan jalan primer, bus priority, LRT dan MRT.JDIH Kota Bandung; Dada Rosada, Edi Siswadihttps://jdih.bandung.go.id/media/11475
11 Desember 2015PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1175 TAHUN 2015 TENTANG
RENCANA INDUK TRANSPORTASI KOTA BANDUNG
Jaringan angkutan yang akan dikembangkan: jalur utama kota berbasis rel atau heavy rail), jalur utama kota berbasis rel atau monorail/Light Rapid
Transit), trayek utama kota berbasis jalan (Bus trayek utama dan Trans Metro Bandung), jalur kereta gantung atau cable car, rute angkutan sekolah, angkutan pengumpan atau feeder pada angkutan pariwisata.
JDIH DPRD Kota Bandung; Mochamad Ridwan Kamil, Yossi Irianto, Arief Syaifudin, SH.https://jdih.dprd.bandung.go.id/pdf/jdih/2015/2015Perwal1175.pdf
21 Juli 2017PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 743 TAHUN 2017 TENTANG JALUR PENGUMPAN UNTUK JALUR 3 LIGHT RAPID TRANSITJalur 3 menghubungkan St. Hall dan Jl. Dalem Kaum, dengan stasiun: Stasiun KA Bandung, Pasar Baru, Alun-Alun, Kebon Kalapa/ITC, Pasar Ancol, Pasar Palasari, Jl. Buahbatu, Pasar Kosambi, BragaJDIH Kota Bandung: Mochamad Ridwan Kamil, Yossi Irianto, H. Bambang Suhari, SH.https://jdih.bandung.go.id/home/produk-hukum/peraturan-perundang-undangan-daerah/3615#
14 Februari 2018PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 364 TAHUN 2018 TENTANG
PENUGASAN PENYELENGGARAAN LIGHT RAIL TRANSIT KOTA BANDUNG
Menugaskan PT. Bandung Infra Investama untuk
menyelenggarakan LRT Kota Bandung yang terdiri atas prasarana LRT Kota Bandung, meliputi: jalur; stasiun; dan
fasilitas pengoperasian, dan sarana LRT Kota Bandung, meliputi: lokomotif; kereta; gerbong; dan peralatan khusus.
JDIH Kota Bandung: Mochamad Ridwan Kamil, Evi Syaefini Shaleha, H. Bambang Suhari, SH.https://jdih.bandung.go.id/home/produk-hukum/peraturan-perundang-undangan-daerah/3726
28 Januari 2019DESAIN CARBODY LIGHT RAIL TRANSIT SEBAGAI SOLUSI MODA TRANSPORTASI MASSAL KOTA METROPOLITAN BANDUNG RAYADesain carbody LRT yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik Kota BandungITS: Nanda Safitri Yusie Mustafahttps://repository.its.ac.id/62283/1/08311440000043-undergraduate_thesis.pdf
2022WEST JAVA RAILWAY PROJECT PRESENTATION: BANDUNG METROPOLITAN URBAN RAILWAYSLRT Bandung Koridor Utara-Selatan: CAPEX US$764.2M, OPEX US$182.9M; Koridor Barat-Timur: CAPEX US$722.2M, OPEX US$178.3MDinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Pemprov Jabarhttps://investasi.jabarprov.go.id/public/invest/file/1635825688.pdf
2023The Ability to Pay and Willingness to Pay for LRT
Bandung Raya Planning Babakansiliwangi Leuwipanjang
Kemampuan membayar sekitar Rp28.000 dan kemauan membayar sekitar Rp2.530Politeknik Perkeretaapian Indonesia: Ifa Sefti Nugraeni, Arinda Leliana, Safrudin Kurniawan, NAnda Ahda Imronhttps://www.atlantis-press.com/proceedings/icort-23/125998500
Juni 2024Urban Public Transportation Study Series: BANDUNGLRT Bandung dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Perencanaan dan pembangunan LRT Bandung perlu mengakomodir semua kelompok masyarakat BandungAEER Team: Ruthmedy Jemima Nathenia, Pius Gintinghttps://www.aeer.or.id/wp-content/uploads/2024/06/Urban-Transportantion-Study-Series-BANDUNG-ENG.pdf
September 2024Public Private Partnership Infrastructure Projects Plan in Indonesia 2024: Bandung Metropolitan Urban Railway (hal. 29)Total biaya proyek US$810,38M, luas depo 72.000 meter persegi, konsesi proyek 34 tahunBAPPENAShttps://investinindonesia.uk/wp-content/uploads/2024/09/ppp-2024.pdf#page=48